Kewajiban yang Menjadi Asing di Tengah Masyarakat

  • Baitul Ma'mur
  • Nurazis Muslim
  • 133
...

Shalat lima waktu terdiri dari Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Kewajiban ini telah diajarkan kepada setiap Muslim sejak kecil, namun dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat penurunan kesadaran dan pelaksanaan sholat lima waktu di kalangan umat Islam.

Shalat Lima Waktu: 

Kewajiban yang Menjadi Asing di Tengah Masyarakat

Shalat lima waktu adalah salah satu rukun Islam yang paling mendasar, yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim. Namun, akhir-akhir ini, fenomena yang cukup memprihatinkan muncul di tengah masyarakat kita. Shalat lima waktu yang seharusnya menjadi kewajiban sehari-hari bagi setiap Muslim, justru semakin terasa asing bagi sebagian besar orang. Tak jarang, mereka yang melaksanakan sholat lima waktu dianggap sebagai orang yang istimewa, bahkan terkesan seperti orang "shalih/salihah" yang berbeda dari kebanyakan.

Mengapa Shalat Lima Waktu Menjadi Asing? https://baitulmamur.kbihu.id/ 

Shalat lima waktu terdiri dari Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya, yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Kewajiban ini telah diajarkan kepada setiap Muslim sejak kecil, namun dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat penurunan kesadaran dan pelaksanaan sholat lima waktu di kalangan umat Islam. Ada berbagai faktor yang menyebabkan sholat lima waktu menjadi asing di tengah masyarakat:

Kesibukan dan Aktivitas Duniawi

Banyak orang terlalu sibuk dengan pekerjaan, studi, atau urusan duniawi lainnya, yang membuat mereka sering kali mengabaikan kewajiban shalat. Mereka lebih fokus pada pencapaian dunia dan merasa bahwa shalat bisa ditunda atau bahkan dilupakan. Padahal, dalam Islam, sholat adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi penyeimbang hidup.

Pengaruh Lingkungan dan Sosial

Lingkungan sosial yang tidak mendukung pelaksanaan shalat juga menjadi faktor utama. Ketika lingkungan sekitar lebih mendewakan kesuksesan duniawi dan lebih menghargai prestasi material, banyak individu merasa malu atau takut dianggap "ketinggalan zaman" jika melaksanakan sholat secara rutin. Dalam beberapa kasus, bahkan orang yang sering shalat dianggap "terlalu religius" atau dianggap berbeda.

Kurangnya Pemahaman tentang Makna Shalat

Banyak orang melaksanakan shalat hanya sebatas rutinitas tanpa memahami makna dan hikmah di baliknya. Padahal, shalat adalah sarana untuk membersihkan hati dan jiwa, serta meningkatkan kedekatan dengan Allah. Tanpa pemahaman yang dalam, shalat bisa terasa sebagai kewajiban yang membebani, bukan sebagai suatu kebutuhan rohani yang memberikan kedamaian.

Shalat Lima Waktu: Kewajiban yang Tak Bisa Ditinggalkan

Shalat lima waktu adalah kewajiban yang diberikan oleh Allah untuk umat Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (QS. An-Nisa: 103). Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam kehidupan seorang Muslim. Shalat bukan hanya sekedar ibadah fisik, tetapi juga ibadah spiritual yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya.

Menjadikan shalat lima waktu sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari adalah cara terbaik untuk menjaga hubungan dengan Allah dan memperoleh kedamaian batin. Shalat mengajarkan disiplin, kesabaran, dan ketekunan. Setiap rakaatnya mengandung doa dan permohonan ampun, yang membantu membersihkan hati dan pikiran dari dosa dan kesalahan.

Mengapa Orang yang melaksanakan Shalat Lima Waktu Disebut shalih/salihah?

Fenomena di mana orang yang melaksanakan shalat lima waktu dianggap sebagai orang yang "shalih/salihah" atau baik adalah sebuah paradoks. Seharusnya, setiap Muslim yang melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyuk dan penuh keikhlasan bukanlah orang istimewa, melainkan menjalankan kewajiban yang telah ditentukan. Namun, dalam kenyataan, orang yang istiqamah dalam shalat sering kali dipandang lebih dekat dengan nilai-nilai keagamaan yang baik dan luhur.

Orang yang melaksanakan shalat dengan sungguh-sungguh sering kali diidentikan dengan orang yang menjaga akhlak, menjauhi perbuatan maksiat, dan berusaha menjalani kehidupan yang lebih baik menurut ajaran Islam. Oleh karena itu, meskipun shalat lima waktu adalah kewajiban, tetapi yang melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan khusyuk sering dipandang sebagai contoh tauladan dalam masyarakat.

Kembali pada Kewajiban Shalat Lima Waktu

Sebagai umat Islam, kita perlu menyadari bahwa shalat lima waktu adalah kewajiban yang harus dipenuhi tanpa alasan apapun. Tidak seharusnya shalat menjadi hal yang asing atau jarang dilakukan. Sebaliknya, kita harus menjadikan shalat sebagai bagian dari rutinitas harian kita, baik dalam keadaan senang maupun susah. Shalat adalah wujud kepatuhan kita kepada Allah, dan dengan melaksanakannya, kita akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Untuk itu, mari kita bersama-sama mengingatkan diri kita dan sesama untuk senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dengan penuh kesadaran. Jangan biarkan shalat menjadi sesuatu yang asing di tengah kehidupan kita. Sebab, dengan menjaga kewajiban ini, kita tidak hanya memperbaiki hubungan kita dengan Allah, tetapi juga dengan sesama manusia dan alam sekitar.

Wallahu a'lam bishawab

https://baitulmamur.kbihu.id/ 


Artikel Lainnya