Sukses di Dunia atau Akhirat?

  • Baitul Ma'mur
  • Nurazis Muslim
  • 78
...

Di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, banyak orang, terutama generasi muda, lebih terfokus pada pencapaian materi dan kesuksesan karier di usia muda. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi, media sosial, dan dunia digital, mereka berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesan dan mendapatkan pengakuan dalam waktu singkat.

Di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, banyak orang, terutama generasi muda, lebih terfokus pada pencapaian materi dan kesuksesan karier di usia muda. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi, media sosial, dan dunia digital, mereka berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesan dan mendapatkan pengakuan dalam waktu singkat. Namun, hal ini justru menciptakan suatu fenomena yang mencolok: semakin banyak orang yang lupa atau bahkan tidak memikirkan hal yang lebih mendasar, seperti hakikat kehidupan setelah mati dan persiapan untuk akhirat.

Fokus pada Sukses di Dunia

Sukses di dunia seringkali dianggap sebagai ukuran utama keberhasilan hidup. Media sosial, sebagai contoh, semakin memperkuat anggapan ini. Di setiap sudut platform digital, kita disuguhi cerita-cerita tentang individu yang meraih kesuksesan dalam usia muda—baik itu melalui startup yang sukses, pekerjaan dengan gaji fantastis, atau menjadi influencer dengan jutaan pengikut. Oleh karena itu, keinginan untuk sukses di dunia ini semakin mendominasi cara pandang hidup banyak orang.

Dalam konteks ini, banyak generasi muda yang berjuang untuk meraih cita-cita mereka dengan tekad yang kuat. Namun, ada sisi yang sering terlupakan: kehidupan ini bersifat sementara, dan kematian bisa datang kapan saja tanpa bisa diprediksi. Ketika sebagian besar orang lebih memikirkan bagaimana caranya untuk sukses dan terkenal di dunia ini, mereka sering kali mengabaikan pertanyaan yang jauh lebih penting, yaitu "Bagaimana jika saya mati muda?"

Kealpaan tentang Akhirat

Akibat dari fokus yang berlebihan pada pencapaian duniawi, banyak orang menjadi lupa bahwa hidup ini bukan hanya untuk mengejar kesuksesan dunia, tetapi juga untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal setelah mati—kehidupan akhirat. Akhirat, yang bagi sebagian orang adalah konsep yang sudah jauh sekali dan tidak relevan, menjadi semakin seasing itu di zaman sekarang.

Kehidupan setelah mati seharusnya menjadi bagian integral dalam pemikiran setiap individu, terutama bagi mereka yang memiliki keyakinan agama. Dalam banyak ajaran agama, mati adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan dan merupakan titik awal bagi kehidupan yang lebih abadi. Namun, karena dunia ini menawarkan begitu banyak godaan dan kenikmatan sementara, banyak orang yang cenderung melupakan bahwa semua pencapaian duniawi ini tidak akan bisa membawa mereka ke kehidupan setelah mati.

Selain itu, perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai budaya juga turut berperan dalam memperlemah kesadaran ini. Di tengah kehidupan yang serba cepat dan sibuk, orang sering kali merasa tidak memiliki waktu untuk merenung tentang makna hidup yang lebih dalam. Mereka lebih sibuk merencanakan masa depan yang gemilang, sementara pada saat yang sama, mereka mungkin melupakan bahwa hidup itu tidak kekal.

Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat

Penting untuk memahami bahwa kehidupan dunia dan akhirat tidak seharusnya dipandang sebagai dua hal yang terpisah atau bertentangan. Sukses di dunia bukanlah hal yang buruk, asalkan tidak mengabaikan tujuan hidup yang lebih besar, yaitu untuk mencapai keselamatan di akhirat. Seseorang yang sukses di dunia tetapi tidak mempersiapkan dirinya untuk akhirat, pada akhirnya akan merasa kekosongan yang tak terhingga saat menghadapi kematian.

Ajaran agama banyak mengingatkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara urusan duniawi dan ukhrawi. Dalam Islam, misalnya, umat diajarkan untuk berusaha mencapai kehidupan yang baik di dunia, tetapi dengan tetap mengingat bahwa tujuan akhir adalah untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu, pencapaian dunia harus diimbangi dengan amal kebaikan, ibadah, dan kepedulian terhadap sesama.

Merenung tentang Kematian yang Tak Terduga

Menghadapi kematian yang tidak terduga adalah kenyataan yang tak bisa dihindari. Banyak orang yang merasa sehat dan bertenaga di usia muda, namun tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya fokus pada sukses duniawi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk akhirat. Menyadari bahwa hidup ini hanya sementara, dan kematian bisa datang kapan saja, akan membawa seseorang untuk lebih bijak dalam menjalani hidup dan membuat prioritas yang lebih jelas.

Jika kita lebih sering merenung tentang kematian dan memikirkan bagaimana mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan penuh makna. Ini bukan berarti menanggalkan ambisi untuk sukses di dunia, melainkan menempatkan segala pencapaian dunia dalam perspektif yang lebih luas—sebagai alat untuk meraih kebahagiaan sejati di akhirat.

Kesimpulan

Di zaman yang serba cepat ini, memang tidak bisa dipungkiri bahwa orang-orang semakin terfokus pada bagaimana cara mencapai kesuksesan di usia muda. Namun, penting bagi kita untuk tidak melupakan hakikat hidup yang lebih besar—yaitu akhirat. Memikirkan kematian dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati adalah hal yang sangat penting, karena dunia ini hanya sementara. Oleh karena itu, kita harus mencari keseimbangan antara mengejar ambisi duniawi dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi di akhirat.


Artikel Lainnya